Senin, 01 Juni 2015

Motivasi

Pengertian Motivasi
Motivasi berasal dari kata lain “MOVERE” yang berarti dorongan atau dalam bahasa Inggris yaitu “to move”. Motif diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri organisme yang mendorong untuk berbuat (driving force). Motif tidak berdiri sendiri, tetapi saling berkaitan dengan faktor-faktor lain, baik faktor eksternal, maupun faktor internal. Hal-hal yang mempengaruhi motif disebut motivasi.
Motivasi adalah gejala psikologis dalam bentuk dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Motivasi juga bisa dalam bentuk usaha - usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya. Motivasi mempunyai peranan starategis dalam aktivitas belajar seseorang. Tidak ada seorang pun yang belajar tanpa motivasi, tidak ada motivasi berarti tidak ada kegiatan belajar. Agar peranan motivasi lebih optimal, maka prinsip-prinsip motivasi dalam belajar tidak hanya diketahui, tetapi juga harus diterangkan dalam aktivitas sehari-hari.


Konsep Motivasi
Konsep motivasi adalah sebagai berikut:
1.    Model tradisional
Untuk memotivasi pegawai agar gairah kerja meningkat perlu diterapkan sistem insentif dalam bentuk uang atau barang kepada pegawai yang berprestasi.
2.    Model hubungan manusia
Untuk memotivasi pegawai agar gairah kerjanya meningkat adalah dengan mengakui kebutuhan sosial mereka dan membuat mereka merasa berguna dan penting.
3.    Model Sumber Daya Manusia
Pegawai dimotivasi oleh banyak faktor, bukan hanya uang atau barang tetapi juga kebutuhan akan pencapaian dan pekerjaan yang berarti.

Jenis Motivasi
1.    Motivasi Intrinsik
Yang dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Sebagai contoh seseorang yang senang membaca, tidak usah ada yang menyuruh atau mendorongnya, ia sudah rajin mencari buku-buku untuk dibacanya. Kemudian kalau dilihat dari segi tujuan kegiatan yang dilakukannya (misalnya kegiatan belajar), maka yang dimaksud dengan motivasi intrinsik ini adalah ingin mencapai tujuan yang terkandung di dalam perbuatan belajar itu sendiri.
2.    Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Sebagai contoh itu seseorang itu belajar,karena tahu besok paginya akan ujian dengan harapan akan mendapatkan nilai baik, sehingga akan dipuji oleh pacarnya,atau temannya. Jadi yang penting bukan karena belajar ingin mengetahui sesuatu, tetapi ingin mendapatkan nilai yang baik,atau agar mendapat hadiah. Jadi kalau dilihat dari segi tujuan kegiatan yang dilakukannya, tidak secara langsung bergayut dengan esensi apa yang dilakukannyn itu. Oleh karena itu motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang didalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar.

Teori Motivasi
1.    Teori Kebutuhan
Abraham Maslow mengemukakan bahwa pada dasarnya semua manusia memiliki kebutuhan pokok. Ia menunjukkannya dalam lima tingkatan yang berbentuk piramid yang dikenal dengan sebutan Hirarki Kebutuhan Maslow yaitu:
a.    Kebutuhan fisiologis (rasa lapar, rasa haus, dan sebagainya)
b.    Kebutuhan rasa aman (merasa aman dan terlindung, jauh dari bahaya)
c.    Kebutuhan akan rasa cinta dan rasa memiliki (berafiliasi dengan orang lain, diterima, memiliki)
d.   Kebutuhan akan penghargaan (berprestasi, berkompetensi, dan mendapatkan dukungan serta pengakuan)
e.    Kebutuhan aktualisasi diri (kebutuhan kognitif: mengetahui, memahami, dan menjelajahi; kebutuhan estetik: keserasian, keteraturan, dan keindahan; kebutuhan aktualisasi diri: mendapatkan kepuasan diri dan menyadari potensinya).
2.    Teori Motivasi Herzberg (Teori dua faktor)
Menurut Herzberg ada dua jenis faktor yang mendorong seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan dan menjauhkan diri dari ketidakpuasan. Dua faktor itu disebutnya faktor higiene (faktor ekstrinsik) dan faktor motivator (faktor intrinsik).
a.    Faktor higiene memotivasi seseorang untuk keluar dari ketidakpuasan, termasuk didalamnya adalah hubungan antar manusia, imbalan, kondisi lingkungan, dan sebagainya (faktor ekstrinsik).
b.    Faktor motivator memotivasi seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan, yang termasuk didalamnya adalah achievement, pengakuan, kemajuan tingkat kehidupan dan lain sebagainya (faktor intrinsik).
3.    Teori Motivasi Vroom (Teori Harapan )
Teori dari Vroom tentang “cognitive theory of motivation” menjelaskan mengapa seseorang tidak akan melakukan sesuatu yang ia yakini ia tidak dapat melakukannya, sekalipun hasil dari pekerjaan itu sangat dapat ia inginkan. Menurut Vroom, tinggi rendahnya motivasi seseorang ditentukan oleh tiga komponen, yaitu:
a.    Ekspektasi (harapan) keberhasilan pada suatu tugas.
b.    Instrumentalis, yaitu penilaian tentang apa yang akan terjadi jika berhasil dalam melakukan suatu tugas (keberhasilan tugas untuk mendapatkan outcome tertentu).
c.    Valensi, yaitu respon terhadap outcome seperti perasaan posistif, netral, atau negatif. Motivasi tinggi jika usaha menghasilkan sesuatu yang melebihi harapan. Motivasi rendah jika usahanya menghasilkan kurang dari yang diharapkan.
4.    Teori Motivasi Achievement Mc Clelland (Teori Kebutuhan Berprestasi)
Teori yang dikemukakan oleh Mc Clelland (1961), menyatakan bahwa ada tiga hal penting yang menjadi kebutuhan manusia, yaitu:
a.    Need for achievement (kebutuhan akan prestasi)
b.    Need for afiliation (kebutuhan akan hubungan sosial)
c.    Need for Power (dorongan untuk mengatur)
5.    Teori Motivasi Clayton Alderfer (Teori ERG)
Clayton Alderfer mengetengahkan teori motivasi ERG yang didasarkan pada kebutuhan manusia akan keberadaan (exsistence), hubungan (relatedness), dan pertumbuhan (growth). Teori ini sedikit berbeda dengan teori maslow. Disini Alfeder mngemukakan bahwa jika kebutuhan yang lebih tinggi tidak atau belum dapat dipenuhi maka manusia akan kembali pada gerakk yang fleksibel dari pemenuhan kebutuhan dari waktu kewaktu dan dari situasi ke situasi.
6.    Teori Penetapan Tujuan
Edwin Locke mengemukakan bahwa dalam penetapan tujuan memiliki empat macam mekanisme motivasional yakni:
a.    tujuan-tujuan mengarahkan perhatian;
b.    tujuan-tujuan mengatur upaya;
c.    tujuan-tujuan meningkatkan persistensi;
d.   tujuan-tujuan menunjang strategi-strategi dan rencana-rencana kegiatan.

Pembahasan
Nama Narasumber      : Yudi Dwi N.
Usia                             : 23 tahun
Pekerjaan                     : Mahasiswa
Alamat                                    : Desa Jelun Kecamatan Licin Banyuwangi

Hasil Wawancara:
Q         : Bagaimana awalnya Anda bisa menjadi atlet mewakili Kabupaten Banyuwangi?
A         : Awalnya pada saat saya duduk di kelas 9 (sembilan) SMP. Pada waktu itu saya mengikuti lomba lari antar kelas dalam rangka memperingati hari kemerdekaan RI. Setelah itu, saya menang dan mewakili sekolah saya (SMPN 1 Licin) untuk mengikuti lomba lari antar SMP se-kecamatan Licin. Pada peringatan hari kemerdekaan RI selanjutnya saya ditunjuk menjadi wakil dari Kecamatan Licin untuk mengikuti lomba lari se-kabupaten Banyuwangi karena sebelumnya saya sudah memenangkan lomba lari antar SMP se-kecamatan Licin. Saya mendapatkan kemenangan lagi hingga saya diikutsertakan dalam lomba O2SN (Olimpiade Olahraga Siswa Nasional) dan berkompetisi melawan peserta antar SMP se-provinsi Jawa Timur.
Q         : Hal apakah yang memotivasi Anda selama ini?
A         : Orang tua adalah motivasi utama saya. Saya ingin membahagiakan serta membanggakan kedua orang tua saya. Selain itu saya juga ingin menjadi kebanggaan Banyuwangi. Dan juga saya memiliki keinginan untuk berangkat haji bersama dengan kedua orang tua saya dengan hasil saya sendiri serta saya ingin sukses lewat jalur prestasi.
Q         : Saat ini prestasi tertinggi apakah yang sudah Anda raih selama menjadi atlet?
A         : Saat ini saya menempati rangking ke-10 se Asia yang saya raih saat saya mengikuti kejuaraan lari 200m dalam acara Taipei Open. Saya juga berhasil meraih medali emas PON dalam kejuaraan lari 4x100m dan kejuaraan lari 4x400m. Dan hingga saat ini saya adalah pemegang juara 1 kejuaraan antar mahasiswa se-Indonesia selama 4 tahun berturut-turut.
Q         : Apakah Anda sudah merasa berhasil setelah semua pencapaian yang Anda raih selama ini?
A         : Saya merasa belum berhasil karena masih banyak yang harus saya raih. Ada beberapa hal yang perlu proses untuk saya raih.
Q         : Bagaimanakah prosesnya hingga saat ini Anda menjadi atlet nasional?
A         : setelah saya mendapatkan juara dalam kejuaraan O2SN, saya menjalani karantina di kabupaten. Setelah itu saya mengikuti kejuaraan PORPROV 2011 dan mendapatkan juara 1 dalam lomba lari 100m dan 200m. Setelah itu saya dipanggil oleh provinsi Jawa Timur dan hingga sekarang saya ada di Training Center di Surabaya. Setelah ini saya akan dikontrak oleh negara di Jakarta. Pada pertengahan November 2014 ini saya akan ada di Thailand untuk mengikuti Asean Beach Game (ABG). Setelah itu pada bulan Desember saya akan mengikuti POM Asian yaitu Pekan Olahraga Mahasiswa se-ASEAN dan pada tahun 2015 mendatang saya akan mengikuti SEA Games di Singapura dan mengikuti PON di Jawa Barat pada tahun 2016. Kompetisi tersebut adalah target utama saya saat ini.
Q         : Apakah Anda merasakan adanya perubahan dalam hidup Anda antara dulu saat Anda belum menjadi atlet dengan sekarang saat Anda sudah menjadi atlet nasional?
A         : Perbedaannya adalah saat ini saya merasa lebih dihormati dan disegani oleh orang-orang di sekeliling saya. Selain itu, saya sudah mendapatkan penghasilan yang lebih dari cukup dalam usia yang masih terbilang muda dan mungkin tidak banyak orang yang bisa menghasilkannya dalam usia yang masih muda.
Berdasarkan hasil wawancara diatas, narasumber mengungkapkan bahwa yang paling memotivasi dirinya hingga akhirnya dia berhasil meraih prestasinya adalah kedua orang tuanya. Hal ini berarti sumber motivasi berasal dari lingkungan yang sesuai dengan teori dua faktor Hezberg yaitu faktor higiene memotivasi seseorang untuk keluar dari ketidakpuasan, termasuk didalamnya adalah hubungan antar manusia, imbalan, kondisi lingkungan, dan sebagainya (faktor ekstrinsik). Narasumber ingin membahagiakan kedua orang tuanya serta membanggakan kedua orang tuanya. Selain itu narasumber juga ingin menjadi kebanggaan Banyuwangi. Hal ini sesuai dengan teori Maslow yakni narasumber termotivasi ingin memenuhi kebutuhannya yang keempat yaitu mendapatkan penghargaan serta pengakuan dari orang-orang disekitarnya.
Titik balik puncak perilaku narasumber sehingga mencapai kesuksesan adalah pada saat dia mulai mengikuti lomba lari antar kelas saat duduk di kelas 9 SMP. Sejak saat itu narasumber memenangkan lomba yang diikutinya hingga tingkat nasional dan hingga sekarang dia berhasil menjadi atlet nasional. Motivasi narasumber yaitu ingin membahagiakan serta membanggakan kedua orang tuanya serta narasumber ingin menjadi kebanggaan Banyuwangi dikatakan berhasil karena dia telah mencapai prestasi tersebut dengan memenangkan kejuaraan yang diikutinya. Hal ini sesuai dengan teori dua faktor Hezberg yaitu faktor motivator memotivasi seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan, yang termasuk didalamnya adalah achievement, pengakuan, kemajuan tingkat kehidupan dan lain sebagainya (faktor intrinsik).
Hal yang bisa memotivasi dari narasumber yang sesuai dengan teori dua faktor Hezberg yaitu faktor motivator adalah narasumber mendapatkan kemajuan tingkat kehidupan yaitu dia sudah bisa menghasilkan pendapatan yang lebih dari cukup dalam usianya yang masih terbilang muda. Narasumber juga sudah bisa menjadi kebanggaan orang tua dan juga daerahnya dengan prestasi yang dimiliki dalam usia yang masih muda yang tentunya hal tersebut sangat membahagiakan bagi kedua orang tuanya. Hal ini bisa menginspirasi kaum muda lainnya untuk bisa meraih prestasi yang membanggakan dalam usia muda dan tidak menyia-nyiakan usia muda untuk hal yang tidak bermanfaat. Lewat jalur prestasi dan dengan kemampuan serta bakat yang kita miliki, dalam usia muda kita sudah bisa meraih kesuksesan jika bersungguh-sungguh dalam melaksanakannya.
Selain hal tersebut, narasumber juga merasa belum berhasil dengan pencapaiannya saat ini dan dia masih punya beberapa target yang harus dicapai untuk meningkatkan prestasinya. Dari hal tersebut bisa dijadikan motivasi yaitu kita jangan merasa puas dengan hal yang sudah dicapai saat ini, agar kita selalu merasa terpacu dan termotivasi untuk meraih prestasi lainnya sehingga bisa meningkatkan pencapaian dan keberhasilan. Berdasarkan teori Maslow, setelah mencapai kebutuhan yang keempat yaitu mendapatkan penghargaan serta pengakuan, manusia akan berusaha untuk mencapai kebutuhan yang kelima yaitu aktualisasi diri. Dengan memiliki sikap tidak merasa mudah puas dengan pencapaian saat ini, maka kebutuhan yang kelima yaitu aktualisasi diri akan bisa dicapai.